Pantai Trenggole berada di dusun Ngasem, Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta.
Untuk sampai ke pantai Trenggole, saya dan kawan-kawan harus melewati jalan
yang bergelombang dan berkelok-kelok. Di sepanjang jalan ini dapat kita temui
rangkaian pantai lainnya.
Mulanya,
tujuan utama saya adalah pantai Pulang Syawal (lebih dikenal dengan pantai
Indrayanti) yang memang telah tersohor dengan keindahannya, namun sesampainya
di sana, saya tertarik dengan tebing di sebelah timur pantai ini. Tidak puas
dengan pemandangan dari atas tebing, rasa penasaran membuat saya menelusuri
jalan setapaknya. Rupanya di sisi lain tebing ini terdapat pantai yang lain.
Tepat di ujung jalan setapak, tertera tulisan “Pantai Trenggole” pada sebuah
papan kayu sederhana.
Setelah
menuruni “tangga” yang seadanya, dengan bebatuan dan pegangan dari kayu pohon,
sampailah saya pada pantai yang sangat sunyi. Tidak ada orang lain, selain saya
dan kawan-kawan. Tentu saja saya merasa takjub karena suasananya sangat kontras
dengan pantai sebelah (pantai Indrayanti) yang amat ramai dikunjungi oleh
wisatawan.
Di pantai
ini berserakan batu-batu besar berwarna hitam berbentuk kubus. Rupanya
batu-batu ini
sengaja ditaruh di tepi pantai dan difungsikan untuk mencegah abrasi. Namun batu-batu tersebut tidak lantas mengganggu kami, malah menurut saya membuat pantai ini unik karena jarang ditemui di pantai-pantai lainnya, dan tentu saja, batu-batu yang mirip dadu raksasa ini membuat foto-foto kami lebih bagus, hehe.
sengaja ditaruh di tepi pantai dan difungsikan untuk mencegah abrasi. Namun batu-batu tersebut tidak lantas mengganggu kami, malah menurut saya membuat pantai ini unik karena jarang ditemui di pantai-pantai lainnya, dan tentu saja, batu-batu yang mirip dadu raksasa ini membuat foto-foto kami lebih bagus, hehe.
Rupanya,
untuk menuju pantai Trenggole ini bisa dari jalan utama, bukan dari tebing
pantai Indrayanti. Namun, karena pantai Trenggole ini bagian dari kantor
budidaya air laut, yang saat itu memang sedang tutup, untuk kembali ke jalan
utama kami harus melalui tebing kembali.
Selain unggul dengan kesunyiannya, lanskap alam pantai
Trenggole sangat indah. Pasir pantainya yang putih dan halus, serasi dengan
hijau-biru air laut dan hamparan langit birunya. Gemuruh ombak yang sesekali
menerpa bebatuan dadu, semilir angin, dan cerahnya cahaya matahari, membangun
suasana yang menenangkan sekaligus menyenangkan.
Di pantai Trenggole yang sunyi ini pas sekali untuk kita
sekadar duduk-duduk membaca buku sambil berjemur, dan menikmati ketenangan yang
jarang kita temui di pantai lain yang ramai dengan wisatawan. Atau kita bisa
berseda-gurau dengan kawan-kawan, bermain bola, membangun istana pasir, atau
bahkan bermain air laut.
Untuk kalian yang kurang suka berjemur, tenang saja, di
pinggir pantai terdapat semacam gazebo yang dapat digunakan untuk berteduh.
Jika lelah dan ingin jajan, memang kita harus kembali ke pantai Indrayanti. Di
sepanjang pantai ini terdapat banyak penjual yang menawarkan berbagai macam
masakan olahan seafood. Yang tidak boleh dilewatkan yakni minum es degan
langsung dari buah kelapanya, segar!
Yang paling penting dari sebuah perjalanan adalah
mengingatnya, maka dari itu saya menulis dan membagikannya kepada kalian semua.
Semoga tulisan ini kelak mengantarkan kalian ke pantai Trenggole, pantai yang
pernah saya pijak. Dan jika suatu saat itu terjadi, bagilah pengalaman kalian
pada saya. :)
Versi original dari yang diapprove detik travel https://travel.detik.com/cerita-perjalanan/d-5399145/pantai-trenggole-si-perawan-di-gunungkidul
0 komentar:
Post a Comment