Buscar

Sebuah Kumcer: Perempuan dalam Cerita

Pada bulan April lalu aku mencoba mengikutsertakan sebuah cerita pendekku pada lomba menulis cerpen yang bertajuk Perempuan dalam Cerita. Meski tidak mendapat predikat 3 cerpen terbaik (hiks, hehe) cerpen yang kuselesaikan tepat satu jam sebelum deadline pengiriman naskah ini (alhamdulillah) berhasil masuk dalam 15 cerpen yang akan dibukukan. Dan yang akan kubagi di sini adalah... paksaan kepada kalian untuk membeli bukunya hehe, canda. So, let me tell you bout this book...
penampakan cover Perempuan dalam Cerita
Menurut situs resmi dari lomba ini, Perempuan Dalam Cerita adalah kumpulan 15 cerita pendek yang menggambarkan kehidupan perempuan di berbagai sisi dengan segala konfliknya, masing-masing memiliki teknik story-telling yang cukup intriguing. Cerita pendek ini dipilih oleh Ika Natassa dan Aulia Halimatussadiah (Ollie) dari 227 cerpen yang masuk sebelum deadline dan memenuhi syarat dalam lomba ini. Oh ya, seluruh royalti hasil penjualan buku akan disumbangkan ke lembaga pemberdayaan dan perlindungan perempuan.
Bagi kalian yang tertarik dengan kumcer ini dapat membelinya secara online melalui situs nulisbuku. Kuharap kumpulan cerpen ini mendapat tempat untuk semua kalangan pembaca, tidak hanya sanak saudara saya dan ke-12 penulis lainnya, hehe. Ini serius. Juga buat kalian yang telah membaca bukunya, kuharap bisa berbagi review di goodreads agar dapat menjadi pembelajaran untuk  kami.

salam, (jangan lupa beli)

Jogjakarta Tetap Istimewa (2)

Jogja memang istimewa. Kekhasan budi dan tutur dari penduduknya membuat saya nyaman berada di sana. Terlepas dari segala dampak kolonialisme dan bla-blanya, weits mari kita bicara tentang liburan saja. Setuju?

Baiklah, hari kedua saya di Jogja, sengaja saya bangun pagi-pagi untuk membalas dendam akan nggak nontonnya upacara semacam perayaan satu suro kemarin malamnya, karena hujan deras sekali (di daerah losmen saya hujan deras, dan di keraton yang jaraknya dekat sangat cerah! Sial.) Saat saudara-saudara saya sibuk dandan, saya yang belum mandi berjalan-jalan di gang-gang sekitar sosrowijayan. Saya mendapati banyak mural atau artwork di dinding-dinding sepanjang gang, cantik sekali.


Jogjakarta Tetap Istimewa (1)

Jogjaaaa! Libur semester kali ini, saya dan kedua saudara sepupu saya, mbak Dias dan mbak Estin, juga calon saudara ipar dari salah satu saudara sepupu saya (wadehel ._.), yang betul calonnya mbak Estin yaitu Bang Yudi, berencana ke Jogja, meski hanya dua hari di sana rasanya sangat berkesan. Jogja bukan hal baru untuk saya, saya telah beberapa kali ke sana namun baru kali ini saya berkesempatan untuk backpackeran hehe... Meminjam alasan untuk datang ke pernikahan sahabat dari salah satu saudara sepupu saya, kami pun berangkat dengan mengantongi izin orang tua.

Kami memilih naik bis, berangkat Jumat malam dari Surabaya dan Sabtu pagi sampai di Jogja. Setibanya di terminal Jogja (namanya apa ya, lupa) kami naik TransJogja menuju malioboro. Beberapa kali pindah bus (sistemnya bayar sekali aja, terus bisa pindah di halte tertentu sesuai rute perjalanan kita.. ah coba di Surabaya ada!) kamipun sampai di jalan malioboro. Berhubung sudah pagi dan perut minta diisi, kami sarapan soto di ujung jalan malioboro. This is it...

soto jogja

Setelah itu kami berjalan kaki menuju jalan sosrowijayan, yang masih daerah malioboro. Di sana banyak penginapan mulai dari hotel, motel, losmen, semacam guest house, sampai kos-kosan. Hampir setengah jam kami survei semua penginapan yang ada, karena kami hanya butuh hingga Minggu, kami memutuskan untuk mencari yang termurah, dan kami dapat 75.000 rupiah saja per kamar. Lumayan, meski kamarnya kecil, kasurnya springbed, spreinya bersih, ada kipas angin, dan yang paling penting meski kamar mandi berada di luar kamar, bersih banget!

Heyhoo!

Pada tahu markas TNI di Surabaya, kan? Twister abis dari sana loh hihihi....
*pamerin potonya*

say hip-hip-horay!

2013

Happy New Year Everyone!!!
Yeah, 2013. 
Spesial karena 2013 terdiri dari empat kombinasi angka yang berbeda, terakhir kali adalah tahun 1987, yang artinya saya sendiri belum lahir *berasa muda, tsah...*.Tahun baru sih gitu-gitu aja ya kan? Memang cara merayakannya berbeda-beda. Biasanya, pemuja keramaian akan berduyung-duyung menuju suatu tempat untuk merayakan pergantian tahun, bahkan dengan orang yang tak dikenalinya sekalipun. Sedangkan, pecandu sunyi (seperti saya, uhuk) --biasanya, memilih menikmati pergantian tahun dengan introspeksi diri. Ada yang merasa pergantian tahun adalah momen yang luar biasa, "setahun sekali kan", ada pula yang menganggap karena "setahun sekali kan" itu sebenarnya malah jadi tidak spesial. Nah, ini sih terserah ya hehehe :)

Sebenarnya kalau ditanya apa saja pencapaian saya di 2012, akan panjang untuk diceritakan. Menurut saya pencapaian hidup, dalam prosesnya justru lebih penting, dan selama tahun kedelapanbelas saya banyak sekali yang sudah saya capai. Garis besarnya tentu lulus sekolah menengah atas (ya! masa putih abu-abu itu) dan kini saya mulai beradaptasi di lingkungan perkuliahan. 
Terima kasih Allah, orangtua dan semua teman, semua orang yang menyayangi dan mendukung saya tahun ini, semoga di tahun 2013 dan tahun-tahun mendatang saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dalam segala hal. Insha Allah :)

Sekali lagi, selamat menyongsong 2013!