Buscar

Malam Seni TPKH Festival 2014



22 Maret 2014, Pura Segara Kenjeran.

Don’t judge a book by it’s cover. Saya berani bertaruh banyak orang yang sepakat dan mengamini quote tersebut. Jujur saja, saya bukan tipikal orang yang gampang menge-judge, tapi realistis saja, apa yang akan diberikan tidak akan jauh-jauh dari penawarannya, kan? So, I do really think that cover needs to be considered.

Begitu pun dalam konteks acara. Menurut saya, hal yang berperan besar dalam sebuah acara setelah poster, tentu saja tagline-nya. Harmony in Social, Spiritual, and Nature yang digagas oleh TPKH ITS berhasil membujuk saya untuk meluangkan waktu untuk menyambangi Pura Segara. Seingat saya, terakhir kali saya berkunjung ke pura ini sekitar dua tahun yang lalu, saat arakan ogoh-ogoh untuk menyambut hari raya Nyepi.

Semerbak aroma wewangian dari dupa persembayangan menyambut tamu yang datang, diiringi banjir salam om swastiastu dan senyum ramah dari panitia: saya merasa pulang ke rumah.


Saya pikir panitia telah memiliki konsep yang matang dalam penyelenggaraan acara, mengingat acara ini termasuk agenda tahunan dan telah diadakan untuk kesekian kalinya, dan benar saja, detail terkecil seperti pagar untuk batas taman pun telah dipersiapkan. Lampu-lampu kecil berwarna kuning digantung sebagai pembatas, mengingatkan saya pada cahaya kunang-kunang yang hampir mustahil dijumpai di kota ini.

Pementasan demi pementasan ditampilkan, sambutan dari beberapa dosen ITS diselipkan, bahkan Bu Risma menyempatkan hadir dan memberikan sambutan. Sepuluh ribu rupiah terasa terlalu murah untuk acara semahal ini.

Saya akui tidak mengerti sama sekali dengan seni pertunjukan khususnya tari, tapi tari Cendrawasih dan pertunjukan Barong yang diiringi musik khas Bali di awal acara, berhasil merebut perhatian saya dari bli-bli ganteng yang bergentayangan mwahaha, ups. Selain itu penampilan dari Etnicoustic juga gak kalah keren (sok tau musik).

Puncak acara malam seni ini adalah operet yang sama sekali tidak terlintas di benak saya. I thought it must be classical or something that bikin nguap berkali-kali, but I was wrong. Para penonton dibikin ngakak gak keruan, pun saya.

So, overall acara ini keren banget, dan yang paling penting, sukses mewujudkan tagline-nya.  
Oṃ śānti śānti śānti.

0 komentar: