Safety Riding, ya! |
Banyak orang beranggapan kota-kota
kecil di sekitaran kota besar hanya akan menjadi bayang-bayang kota besar
tersebut. Saya tidak sepenuhnya setuju. Menurut saya tiap kota akan selalu
memiliki kesan tersendiri baik oleh penduduk maupun pengunjungnya. Maka penting
untuk mengenal tiap daerah dengan baik, siapa tahu jodoh kita di sana
*ngelantur*
Candi Brahu |
Suatu saat saya bersama dua teman
saya nekat ke Mojokerto dengan berkendara sepeda motor. Tidak ada tujuan
spesifik sebenarnya, bertolak dari saya yang belum pernah ke Mojokerto dan
teman saya yang sok tahu tentang Mojokerto yang ujung-ujungnya nyasar jugaaa. Jujur
saja pengalaman saya akan Mojokerto sebatas pabrik Ajinomoto yang selalu jadi
patokan temu saat hendak KKN di Nganjuk. Selain itu, saya sama sekali nggak
pernah keliling Mojokerto.
Perjalanan ini menjadi sangat berkesan
karena selama ini saya tumbuh dengan kisah-kisah kejayaan kerajaan Majapahit,
tetapi sama sekali belum pernah ke Mojokerto yang notabene saksi bisu kisah
tersebut. Dari Surabaya, tidak sampai dua jam kami sampai di tujuan pertama yaitu
Candi Brahu. Panas yang menyengat tidak menggugurkan semangat kami untuk
menilik candi dan berfoto.
Sepintas terlihat jelas bahwa candi
ini tidak ada reliefnya dan tersusun dari bata merah, khas bangunan-bangunan
(atau gerbang) yang banyak digunakan di kantor pemerintahan dan rumah-rumah di
Mojokerto (yang baru saya ketahui saat perjalanan). Dari keterangannya, candi Buddha
ini diperkirakan sebagai tempat kremasi raja-raja Majapahit. Di sekitaran candi
terdapat taman yang terawat, ada beberapa pohon mojo, buah yang legendaris itu.
Pengen nyoba sebenarnya, tetapi nggak boleh dipetik ternyata hehehe.
Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke Maha
Vihara Mojopahit yang terkenal dengan patung Buddha tidur yang katanya terbesar
ketiga di dunia. Sebenarnya sempat agak tidak enak hati, takut mengganggu bila
ada yang sembahyang, tetapi rupanya vihara ini menyediakan tiket masuk alias
memang sudah jadi objek wisata.
Patung Buddha Tidur |
Kami sih langsung menuju
taman yang terdapat patung Buddha terbesarnya itu… Jadi dari keterangannya,
pose Buddha tidur ini posenya Buddha alias Sidharta Gautama waktu moksa, dan di
bawah patungnya itu ada relief yang menceritakan beberapa perjalanan beliau. Di samping patung tersebut ada kolam
yang penuh teratai, teratai ini kalau di ajaran Buddha kaitannya sama
reinkarnasi. Filosofis banget deh tempatnya… Saya sempat nyesel nggak bawa
matras dan yoga di sini, padahal teduh, adem, sunyi, semerbak aroma dupa, damai
deh suasananya.
Kolam Teratai |
Bangunan tua di salah satu jalan utama |
Di perjalanan balik kami sempat ke beberapa tempat random yang pokoknya asal aja dilewatin-dimampirin-difoto, seperti bangunan tua, mural pinggir jalan, hutan kecil di belakang warung es degan, jembatan, sampai jalan tol yang belum dibuka.
Di belakang warung kecil ada beginian , coy! |
Nggak lompat kok |
Ngefotoin temen di tol yang belum dibuka |
Lucunya, waktu foto di tol kami sempat ditegur dan diusir baik-baik hehe.. Untung ga dimarah-marahin... Tapi sayang banget saya ga dapet foto padahal ngefotoin temen jadinya bagus banget tsk tsk..
0 komentar:
Post a Comment