Jogja memang istimewa. Kekhasan budi dan tutur dari penduduknya membuat saya nyaman berada di sana. Terlepas dari segala dampak kolonialisme dan bla-blanya, weits mari kita bicara tentang liburan saja. Setuju?
Baiklah, hari kedua saya di Jogja, sengaja saya bangun pagi-pagi untuk membalas dendam akan nggak nontonnya upacara semacam perayaan satu suro kemarin malamnya, karena hujan deras sekali (di daerah losmen saya hujan deras, dan di keraton yang jaraknya dekat sangat cerah! Sial.) Saat saudara-saudara saya sibuk dandan, saya yang belum mandi berjalan-jalan di gang-gang sekitar sosrowijayan. Saya mendapati banyak mural atau artwork di dinding-dinding sepanjang gang, cantik sekali.
Dan bonusnya adalah pelangi di pagi hari. Subhanallah!
Ohya kemudian saya menemukan semacam toko buku yang tidak hanhya menjual buku baru tapi juga buku bekas yang masih terawat, juga banyak pernak-pernik khas Jogja. Sayangnya sepertinya harga yang dipatok adalah 'harga bule' mengingat memang pasar mereka adalah turis asing. Tapi saya menyempatkan diri membeli beberapa kartu pos dan mengirimkannya (tiap pagi pemilik toko pergi ke kantor pos untuk mengirimkan kartu pos yang dibeli pengunjung dari tokonya) pada teman-teman di Surabaya, hehe.
Setelah puas menjelajahi sosrowijayan, saya segera kembali ke losmen dan bersiap-siap untuk menjelajahi malioboro. Saya sih nggak terlalu suka belanja, tapi kalau pas nemu sesuatu yang unik dan sayang untuk dilewatkan pasti saya beli tanpa pikir panjang.
Meski masih pagi, malioboro sudah ramai pemirsa... Sepanjang jalan para penjual menyiapkan lapaknya sepagi mungkin, para kusir delman juga telah siap siaga memarkirkan delmannya di pinggiran jalan.
Setelah itu kami menuju Vredeburg dan ngopi di kafenya..
doakan ya, mereka nikah juni ini! |
Yah, menyenangkan sekali bisa ke Jogja meski waktunya nggak banyak. Semoga kelak saya bisa kembali lagi. Aamiin :)
0 komentar:
Post a Comment