Buscar

Kapan Aku Dapat Lowrider-Ku!

Sore tadi sepulang sekolah saya meluncur ke gedung Graha Pena. Ada syuting live salah satu acara musik di saluran televisi lokal yang mengundang Blingsatan. Selain Blingsatan rupanya ada teman-teman dari komunitas Lowrider yang berbagi kisah dan memamerkan sepeda mereka. Ah, bikin iri!

Jadilah Pemberani, Kawan!

Halooo... pada tanggal 22 Mei lalu, Blingsatan bikin videoklip terbaru dari singlenya yang berjudul Jadilah Pemberani. Pembuatan videoklip ini dilakukan di rumah hantu darmo yang terkenal angker itu tuh hehe. Namun para crew bisa menyulap tempat tersebut sehingga terkesan seperti markas milik Blingsatan.  KawanBlings Surabaya juga turut terlibat dalam pembuatan videoklip ini lho. Sukses terus buat Blingsatan!

behind the scene

Kali ini saya ingin bercerita tentang pembuatan film indie perdana kami, hahaha... film ini disponsori oleh tugas pelajaran bahasa Indonesia untuk memenuhi syarat kenaikan kelas.

Memang tidak susah untuk merancang skenario, selain karena kami dibebaskan untuk mengangkat film bergenre apapun, kami juga bebas dalam memilih teman dalam satu kelompok sehingga kekompakan tidak menjadi masalah. Dalam hal ini permasalahan terbesar kami adalah; medhok.

Kami bersepuluh semuanya asli suroboyo dan jangan diragukan lagi kemedhokan kami dalam berdialog. Beberapa adegan harus kami ulang berkali-kali hanya untuk memungkiri hal yang tidak dapat dipungkiri hahaha.

Proses syuting kami lakukan beberapa hari dan mengambil tempat di beberapa taman di Surabaya, selain itu dikarenakan perlengkapan yang sangat terbatas, kami harus mengakali beberapa hal, seperti syuting siang hari agar mendapat lighting yang bagus, dan mencari tempat sepi agar suara yang direkam tidak kemresek.

Selain hal-hal tersebut, jangan dikira dengan sepuluh orang dalam satu kelompok sudah sangat cukup... salah besar. Kami semua mendapat peran sehingga untuk menggurus proses syuting harus merangkap tugas. Di sinilah kekompakan kami diuji. Terkadang imajinasi kami terlampau berbeda sehingga hasil yang dianggap baik oleh satu orang kadang dianggap tidak memuaskan oleh yang lain.

Dari sini kami belajar banyak hal. Untuk membuat suatu karya tidaklah semudah ketika kita berkomentar mengenai karya orang lain. Hal ini menjadikan kami lebih menghargai karya orang lain. Toh, kita sebagai manusia tidak pernah berhenti untuk berproses dan belajar dalam hidup...











Photo Session with OSD20 :)

we are outSIDers!
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengapresiasi karya para musisi adalah dengan membentuk suatu fanbase. Saya sendiri yang sangat menggemari karya-karya band asal Bali, Superman is Dead, bersama teman-teman dari sekolah yang sama membentuk komunitas outSIDers dan Lady Rose Twenty. Outsiders dan Lady Rose adalah sebutan untuk fans SID, dan Twenty mewakili sekolah kami.

Kami memiliki jargon; serunya menjadi pemberontak, serunya punya pendirian musik dan lifestyle, serta serunya menjadi minoritas! Minoritas tapi gak wedi blas!

Tentu jargon tersebut melekat erat karena memiliki makna mendalam untuk kami. Melalui karya-karyanya, SID menyuarakan kebebasan dan pemberontakan yang semuanya dalam hal positif, yakni mengubah lingkup lingkungan kita menjadi lebih baik, yang kemudian menginspirasi kami sehingga kami menggemari SID. 

Band seperti SID bisa dikatakan non-mainstream, meski kini terikat major label, mereka tidak mengubah gaya bermusik dan ideologinya, ini yang kami maksud dengan pendirian musik dan lifestyle. Minoritas dimaksudkan untuk menekankan bahwa meski saat ini banyak yang tidak suka dengan musik SID, kami yakin mereka bukan tidak suka, melainkan belum mencoba mendengar. Kami yakin suatu saat outsiders akan berkembang dan tidak hanya segelintir orang yang peduli tentang lingkungan seperti saat ini.

Melalui komunitas ini kami tidak hanya berkumpul untuk menonton SID bersama, kami sering mengadakan diskusi dan melakukan kegiatan yang bersifat sosial. Semoga segala hal yang telah kami lakukan kelak ada yang meneruskan, dan terus bermanfaat bagi sesama juga lingkungan.



                                               









ACT KawanBlings 'on the street'

Tanggal 14,15,16 November kemarin, kami, KawanBlings Surabaya 'turun ke jalan' untuk menggalang dana buat saudara-saudara kita yang lagi kena bencana alam, baik di Merapi, Mentawai maupun Wasior. Seperti biasa, kami berkumpul di Skate Park sebelum menyebar ke jalanan di area Plaza Surabaya dan sekitarnya. Alhamdulillah, ACT (Aksi Cepat Tanggap) kami dalam menggalang dana mendapatkan hasil Rp. 530.000 yang pada tanggal 18 November lalu langsung disalurkan melalui radio Prambors Surabaya. Ohya, tidak hanya KawanBlings, teman-teman dari Kamtis Surabaya juga turut menggalang dana pada hari tersebut.

Memang hasilnya tidak sebanyak yang kami harapkan, tapi bukan jumlahnya yang dilihat, melainkan keikhlasan teman-teman sekalian yang sudah dengan tulus menyisihkan waktunya untuk menggalang dana. Seandainya kami memiliki waktu yang lebih lama, pasti kami mengadakan acara amal yang lebih keren ketimbang 'minta-minta', namun waktu yang kami punya sangat terbatas sehingga apa yang kami kerjakan adalah yang terbaik yang dapat kami sumbangkan.

Saya pribadi mengucapkan terima kasih banyak buat semua orang yang sudah peduli dan ikut menyisihkan sedikit dari milik kalian untuk sodara-sodara kita yang lebih membutuhkan di sana, terima kasih juga untuk teman-teman Kamtis Surabaya, and the last but not the least terima kasih buat KawanBlings yang udah bantu, terutama buat Mas Ian yang sudah semangat untuk mengordinir kami dari menyiapkan kardus sampai acara ini selesai :)

this is what we stand for :)